Assalamu’alaikum Sahabat…
Alhamdulillah, puji syukur kita haturkan kepada Allah SWT yang telah memberi kita ketetapan iman dan islam, serta kesehatan untuk menjalankan ibadah dan aktivitas sehari-hari. Semoga atas limpahan nikmat yang diberikan kepada kita semua akan menambah keimanan dan kecintaan kita pada Nya, amin…
Sahabat sekalian, pada jum’at kali ini kita akan membahas tema “Selametan, Tradisi Rutinan Mayoritas Muslim Jawa”. Tema ini menarik disampaikan karena, seperti yang telah kita ketahui bahwa mayoritas penduduk muslim Indonesia terdapat di Jawa, begitupula penyebaran ajaran Islam oleh Walisongo dengan cara-cara yang khas mengakibatkan di anutnya tradisi itu turun temurun hingga saat ini. Tradisi hindu-budha (agama yang di anut masyarakat sebelum Islam datang) yang dikemas dengan nilai-nilai dan ajaran Islam telah mengakar kuat dalam tradisi muslim di wilayah Jawa, karena mereka meyakini bahwa dijalankannya tradisi tersebut akan memberi kebahagiaan dan keberkahan untuk hidup mereka, keluarga, serta anak cucunya.
Masyarakat muslim khususnya di daerah Jawa memiliki beberapa tradisi yang cukup unik dan rutin mereka lakukan, sebut saja selametan. Selametan berasal dari kata selamet atau slamet atau selamat, maksudnya adalah keselamatan hidup, di jauhkan dari bala’ dan musibah. Selametan ini hampir sama seperti sedekah, yaitu membagikan makanan kepada sanak famili dan tetangga sebagai wujud rasa syukur kepada Allah dan meminta keselamatan, keberkahan dan kebahagiaan hidup untuk keluarga serta anak cucunya.
Tradisi selametan ini dilakukan pada beberapa momen seperti selametan orang meninggal (3 hari, 7 hari, 40 hari, 100 hari, 1000 hari), selametan walimah (walimah khitan, pernikahan, aqiqah, 7 bulanan orang hamil/tingkepan), selametan saat akan menempati rumah baru, selametan weton dan selametan malam jum’at (kirim do’a kepada anggota keluarga yang sudah meninggal).
Beragamnya selametan di atas memiliki tanda yang dapat di lihat dari “berkat” yang di bagikan kepada setiap orang yang datang, berkat disini adalah bingkisan berupa makanan pokok bisa makanan matang atau bahan pokok mentah. Misal pada acara selametan orang meninggal dan kirim do’a pasti di dalam berkatnya ada jajan apem (jajanan pasar yang terbuat dari tepung beras, tepung kanji, ragi, santan, gula dan garam yang dibuat adonan, di cetak dan di kukus). Pada acara selametan walimah 7 bulanan orang hamil atau yang akrab disebut tingkepan, pasti dalam berkatnya terdapat rujak, polo pendem/umbi-umbian, dawet, dan procot (terbuat dari ketan yang di kukus bersama santan). Pada walimah Aqiqah, berkatnya berupa makanan matang dengan masakan daging kambing. Selanjutnya pada selametan weton biasanya disajikan bubur, baik bubur merah atau putih. Sajian atau jajanan yang menjadi tanda selametan tersebut bisa berbeda pada setiap daerah, tetapi pada umumnya di Jawa timur seperti yang telah disebutkan di atas. Demikian penjelasan tentang tradisi selametan yang dilakukan mayoritas muslim di Jawa, semoga bermanfaat. Semoga sedikit paparan di atas menambah kualitas keimanan kita dan menjaga tradisi yang sudah ada sebagai bentuk pelestarian budaya.
Wassalamu’alaikum…
By: Zuli