AMALAN SUNNAH DI BULAN DZULHIJJAH

Assalamualaikum saudara muslim muslimahku..

Luapan syukur kepada Dzat yang maha Mulia, maha Agung, Allah Subhanahu Wa Ta’ala atas Rahmat-Nya mempertemukan kita kembali dengan salah satu bulan Asyhurul Hurum yaitu bulan Dzulhijjah. Izinkan saya membagi tulisan sederhana ini dengan maksud mengingatkan, menambah pengetahuan, memberi motivasi dan semoga membawa manfaat untuk para pembaca.

Bulan Asyhurul Hurum merupakan bulan-bulan yang diagungkan oleh Allah. Dalam Islam, ada empat bulan yang disebut dengan asyhurul hurum  yaitu Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram dan Rajab. Dalam hadis riwayat Imam Bukhari dan Muslim disebutkan bahwa Nabi Saw bersabada;

إِنَّ الزَّمَانَ قَدْ اسْتَدَارَ كَهَيْئَتِهِ يَوْمَ خَلَقَ اللَّهُ السَّمَوَاتِ  وَالْأَرْضَ السَّنَةُ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ثَلَاثٌ مُتَوَالِيَاتٌ ذُو الْقَعْدَةِ وَذُو الْحِجَّةِ وَالْمُحَرَّمُ وَرَجَبُ مُضَرَ الَّذِي بَيْنَ جُمَادَى  وَشَعْبَانَ

“Sesungguhnya zaman itu berputar sebagaimana bentuknya semula di waktu Allah menciptakan langit dan bumi. Setahun itu ada dua belas bulan diantaranya terdapat empat bulan yang dihormati : 3 bulan berturut-turut; Dzulqa’dah, Dzulhijjah dan Muharram serta satu bulan yang terpisah yaitu Rajab Mudhar, yang terdapat di antara bulan Jumada Akhirah dan Sya’ban.” 

Orang-orang Arab menamai bulan tersebut dengan nama Dzulhijjah adalah karena pada bulan tersebut orang-orang Arab melakukan ibadah haji sebagai bentuk pelaksanaan ajaran-ajaran Nabi Ibrahim Alaihissalam, dan kebiasaan ini sudah ada sejak zaman Jahiliyah. Dzulhijjah berasal dari dua kata, yaitu Dzul yang artinya pemilik dan Al-Hijjah yang artinya adalah Haji.

Di dalam bulan Dzulhijjah terdapat beberapa peristiwa yang merupakan sejarah penting serta jendela baru bagi perubahan kehidupan bagi umat islam. Peristiwa-peristiwa tersebut disebutkan dalam kitab Durratun Nasihin yang ditulis oleh Syekh Utsman bin Hasan bin Ahmad Asy-Syakir al-Khaubawiyyi. Berikut ini peristiwa besar pada bulan Dzulhijjah dikutip lppai.unisda.ac.id dari Tribunnews dan zakat.or.id.

  1. Pada tanggal 1 Dzulhijjah, Allah mengampuni kesalahan Nabi Adam yaitu melanggr perintah Allah dengan memakan buah khuldi
  2. Pada tanggal 2 Dzulhijjah, Allah menyelamatkan Nabi Yunus yang terjebak dalam perut ikan selama beberapa hari, beliau senantiasa bertasbih dan beribadah kepada Allah.
  3. Pada tanggal 3 Dzulhijjah, Allah mengabulkan do’a Nabi Zakariya yang menginginkan kehadiran seorang putra padahal saat itu usia beliau 120 tahun, maka Allah memberikan karunia seorang putra bernama Yahya.
  4. Pada tanggal 4 Dzulhijjah, Allah menakdirkan kelahiran Nabi isa di sudut kota Betlehem dam sempat membuat geger kaum yang tinggal di wilayah tersebut lantaran ia lahir dari seorang perempuan yang masih perawan yakni siti maryam.
  5. Pada tanggal 5 Dzulhijjah, Allah menakdirkan kelahiran Nabi Musa di wilayah Uskur, Mesir, yang kemudian di asuh oleh Fir’aun.
  6. Pada tanggal 6 Dzulhijjah, Allah membuka pintu kebaikan kepada Nabi Muhammad SAW, di hari keenam Dzulhijjah ini menjadi hari-hari kemenangan para Nabi dalam berjuang menegakkan ajaran Tauhid.
  7. Pada tanggal 7 Dzulhijjah, pintu neraka ditutup dan dikunci oleh Allah dan baru akan dibuka setelah hari ke sepuluh pada bulan Dzulhijjah.
  8. Pada tanggal 8 Dzulhijjah, Allah meminta Nabi Ibrahim untuk membangun Ka’bah. Dikutip dari islami.co, pada tanggal 8 Dzulhijjah juga Nabi Ibrahim bermimpi mendapat tugas dari Allah untuk menyembelih Ismail. Maka hari ke delapam bulan Dzulhijjah disebut dengan yaumun tarwiyah atau hari merenung dan berfikir.
  9. Pada tanggal 9 Dzulhijjah, Nabi Ibrahim benar-benar yakin bahwa mimpinya di malam kesembilan tersebut merupakan perintah dari Allah. Hari ke sembilan ini disebut dengan yaumun Arafah, karena tempat yang digunakan untuk menyembelih Nabi Ismail bernama Arafah.

Setelah kita tahu banyak peristiwa besar pada bulan Dzulhijjah, kita sebagai umat Islam harus meneladani, mengambil hikmah dan manfaat agar kehidupan kita selanjutnya menjadi lebih baik dan lebih baik lagi. Selain beberapa peristiwa besar yang terjadi pada bulan Dzulhijjah, sebagai umat Islam kita harus memperbanyak amalan-amalan sunnah yang pahala nya luar biasa, diantaranya:

  1. Puasa

Puasa sunnah pada bulan Dzulhijjah yang banyak dikenal karena keutamannya adalah puasa tarwiyah yang jatuh pada tanggal 8 Dzulhijjah dan puasa arafah yang jatuh pada tanggal 9 Dzulhijjah. Keutamaan puasa arafah yaitu seperti yang telah dijelaskan dalam hadis yang artinya: “Puasa Arafah (9 Dzulhijjah) dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun akan datang. Puasa Asyuro (10 Muharram) akan menghapuskan dosa setahun yang lalu.” (HR Muslim).

Sejumlah ulama berpendapat bahwa puasa sunah dapat dimulai dari tanggal 1 hingga 9 Dzulhijjah. Hal tersebut dapat dikuatkan dengan hadis riwayat Imam Abu Daud dari Hunaidah ibn Khalid, dari istrinya, beberapa istri Rasulullah SAW yang artinya: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berpuasa pada sembilan hari awal Dzulhijah, pada hari Asyura (10 Muharram), berpuasa tiga hari setiap bulannya, awal bulan di hari Senin dan Kamis.” (HR Abu Daud).

Dikutip lppai.unisda.ac.id dari Rumaysho.com, di antara sahabat yang mempraktekkan puasa selama sembilan hari awal Dzulhijah adalah Ibnu ‘Umar. Ulama lain seperti Al Hasan Al Bashri, Ibnu Sirin dan Qotadah juga menyebutkan keutamaan berpuasa pada hari-hari tersebut. Inilah yang menjadi pendapat mayoritas ulama.

  1. Bertakbir dan Berdzikir

Berdzikir telah biasa dilakukan oleh umat Islam pada waktu-waktu tertentu seperti setelah shalat fardhu, pada acara-acara walimahan, acara rutinan; jama’ah tahlil, jama’ah dziba’, jama’ah manaqib, haul, pengajian dan sebagainya. Bertakbir pun demikian, dalam beberapa waktu tertentu umat Islam memperbanyak dalam mengumandangkan takbir seperti pada malam idul fitri, malam idul adha dan ketika akan melaksanakan penyembelihan hewan qurban.

Pada bulan Dzulhijjah, bertakbir dan berdzikir sebaiknya diperbanyak agar dapat memperoleh manfaatnya. Disunnahkan pula untuk mengeraskan suara ketika bertakbir di pasar, jalan-jalan, di masjid dan tempat-tempat lain sebagaimana yang disebutkan oleh Imam Bukhari, yang artinya: Ibnu Abbas berkata, “Berdzikirlah kalian pada Allah di hari-hari yang ditentukan yaitu 10 hari pertama Dzulhijah dan juga pada hari-hari tasyriq.” Ibnu ‘Umar dan Abu Hurairah pernah keluar ke pasar pada sepuluh hari pertama Dzulhijjah, lalu mereka bertakbir, lantas manusia pun ikut bertakbir. Muhammad bin ‘Ali pun bertakbir setelah shalat sunnah.

  1. Menunaikan Haji dan Umroh

Haji merupakan rukum Islam ke 5. Haji wajib hukumnya bagi orang yang mampu, yaitu mampu secara lahir bathin serta mampu secara finansial dan menjadi amalan yang dilakukan pada bulan Dzulhijjah. Ibadah Haji memiliki keutamaan seperti dijelaskan dalam hadis yang artinya: Rasulullah SAW ditanya, “Amalan apa yang paling afdhol?” Beliau menjawab, “Beriman kepada Allah SWT dan Rasul-Nya.” Ada yang bertanya lagi, “Kemudian apa lagi?” Beliau menjawab, “Jihad di jalan Allah SWT.” Ada yang bertanya kembali, “Kemudian apa lagi?” “Haji mabrur,” jawab Rasulullah SAW. (HR Bukhari). Bulan Dzulhijjah juga merupakan bulan yang afdhal untuk melaksanakan ibadah umroh.

  1. Memperbanyak Amal Sholeh

Berdasar pada hadis riwayat Ibnu Abbas Radhiyallahu Anhuma yang artinya: “Tidak ada satu amal sholeh yang lebih dicintai oleh Allah melebihi amal sholeh yang dilakukan pada hari-hari ini (yaitu 10 hari pertama bulan Dzul Hijjah).” Para sahabat bertanya: “Tidak pula jihad di jalan Allah?” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Tidak pula jihad di jalan Allah, kecuali orang yang berangkat jihad dengan jiwa dan hartanya namun tidak ada yang kembali satupun.“ Maka jelas bahwa pada bulan Dzulhijjah kita sebagai umat Islam dianjurkan melakukan amalan sholeh sebanyak mungkin seperti amalan sunnah shalat, sedekah, membaca Al Qur’an dan amar ma’ruf nahi mungkar.

Lalu apakah pada selain bulan Dzulhijjah kita tidak harus melakukan amalan sunnah dalam jumlah yang banyak? Jawabannya, bukan sebuah keharusan, namun lebih tepatnya tentu sangat boleh, ketika kita telah banyak melakukan amal sholeh di lain bulan Dzulhijjah dalam jumlah yang banyak, sebaiknya pada bulan mulia ini kita harus berusaha melakukan amal lebih banyak lagi, mempersempit waktu tidur untuk berdzikir, membaca Al Qur’an, mengambil sela-sela waktu bekerja untuk melafadzkan kalimat-kalimat thayyibah, membantu orang lain yang butuh bantuan kita baik berupa uang, tenaga maupun fikiran.

  1. Berqurban

Pada hari Nahr (10 Dzulhijjah) dan hari tasyriq terdapat amalan yang menjadi bagian dari idul adha pada bulan Dzulhijjah yaitu berqurban. Dijelaskan dalam surat Al-Kautsar ayat 2 yang artinya: “Maka salatlah kamu untuk Tuhanmu dan berkurbanlah!.” Sangat jelas perintah dalam ayat tersebut, qurban menjadi ibadah yang disyariatkan dilaksanakan pada bulan Dzulhijjah dimana terdapat nilai-nilai ibadah secara vertikal dan horizontal yang terdapat dalam ajaran Islam.

Ibadah secara vertikal yang dimaksud adalah ibadah kepada sang pencipta, Allah Subhanahu wa Ta’ala yang mencintai salah satu amalan pada bulan Dzulhijjah yaitu qurban seperti dijelaskan dalam hadis yang artinya: Dinarasikan Aisyah, Rasulullah SAW mengatakan, “Tidaklah pada hari nahr manusia beramal suatu amalan yang lebih dicintai Allah SWT daripada mengalirkan darah dari hewan kurban. Ia akan datang pada hari kiamat dengan tanduk, kuku, rambut hewan kurban tersebut. Dan sungguh, darah tersebut akan sampai kepada (ridho) Allah SWT sebelum tetesan darah tersebut jatuh ke bumi, maka bersihkanlah jiwa kalian dengan berkurban.” (HR Tirmidzi).

Sedang ibadah secara horizontal yaitu ibadah yang dilakukan pada lingkungan kehidupan bersosial atas perintah Allah. Dalam hal ini membagikan daging hewan qurban kepada semua masyarakat terutama yang membutuhkan, agar mereka bisa menikmati makanan halal yang bergizi, sama seperti yang dimakan oleh orang yang berqurban.

By : Zuli Dwi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *