Assalamu’alaikum Sahabat…
Alhamdulillah, puji syukur kita haturkan kepada Allah SWT yang telah memberi kita kesehatan untuk menjalankan ibadah puasa dan kesempatan untuk merayakan kemenangan di hari yang fitri ini, semoga Ramadhan yang telah kita lewati dan hari raya yang kita rayakan sekarang menambah keimanan dan kecintaan kita pada Nya, amin…
Sahabat sekalian, pada kesempatan ini akan sedikit kita kupas tentang tema “Kupatan; tradisi masyarakat islam jawa”. Seperti yang telah di syariat kan Islam bahwa umat muslim akan menemui idul Fitri setelah melaksanakan puasa Ramadhan selama 1 bulan penuh. Hari raya idul Fitri dikatakan sebagai hari kemenangan, maksudnya kemenangan disini adalah selesainya umat muslim menjalankan perintah Allah (sabar dalam menjalankan puasa, memperbanyak ibadah, tidak melakukan hal yang dilarang saat berpuasa) dengan penuh keikhlasan.
Sahabat, Hari raya Idul Fitri atau yang oleh masyarakat Islam Jawa lebih umum disebut dengan lebaran memiliki tradisi unik dalam perayaannya. Lebaran berasal dari kata Jawa “lebar” yang artinya selesai, maksudnya selesai melaksanakan puasa Ramadhan dengan segala amalan, kewajiban, kesunnahan dan keutamaan yang ada di dalamnya. Sebagian masyarakat juga menyebutnya “riyaya” yaitu singkatan dari hari raya. Bagi masyarakat Islam utamanya di Jawa perayaan lebaran di awali dengan shalat idul Fitri yang dilanjutkan dengan berkunjung kerumah keluarga, sanak saudara, tetangga dan teman untuk saling ngaturaken sedanten lepat (mengakui semua kesalahan) dengan meminta maaf, bersilaturahmi dan berbagi rezeki. Kunjungan itu umumnya dilakukan oleh mereka yang lebih muda kepada yang lebih tua dengan membawa buah tangan berupa sembako dan jajan dengan maksud menghormati dan berterimakasih atas jasa yg telah diberikan oleh orang yang lebih tua kepada mereka yang lebih muda, serta berbagi uang kepada anak-anak kecil.
Setelah perayaan idul Fitri, masyarakat melakukan kupatan, yaitu hari raya ketupat yang dirayakan setelah berpuasa Syawal 6 hari tepatnya pada hari ke tujuh setelah idul Fitri, sesuai Sunnah Rasulullah bahwa umat muslim di sunnahkan melakukan puasa Syawal selama 6 hari dan oleh masyarakat Islam Jawa dilangsungkan lah kupatan. Kupatan ini merupakan hasil akulturasi budaya Indonesia dengan Islam. Kupatan ini dilakukan di sebagian besar wilayah Indonesia, seperti Jawa, Madura, Sulawesi dan Kalimantan.
Sahabat sekalian, Sesuai namanya, perayaan kupatan bagi yang melaksanakan pada umumnya menyiapkan ketupat di rumah, dihidangkan kepada sanak saudara. Ada juga yang di hidangkan pada acara slametan, seluruh warga berkumpul di suatu tempat seperti masjid, musholla atau lapangan dengan membawa hidangan yang didominasi ketupat. Ketupat terbuat dari daun kelapa (janur) yang di anyam hingga berbentuk ketupat dan di isi dengan beras yang sudah di cuci bersih, di rebus Berjam jam hingga matang. Ketupat ini biasanya dihidangkan bersama dengan opor, rendang dan masakan lain yang berkuah dan bersantan.
Sebagaimana yang telah diketahui oleh masyarakat umum, bahwa kupat berarti “laku papat”, yang dimaksud yaitu lebaran, luberan, leburan, laburan. Lebaran berasal dari kata lebar yang artinya selesai, maksudnya selesai menjalankan puasa Ramadhan dan diperbolehkan makan di siang hari seperti sediakala. Luberan artinya meluber, melimpah ruah, sampai tumpah dari wadahnya, maksudnya melimpah nya keikhlasan dalam memberikan rezeki kepada orang lain (berbagi). Leburan artinya melebur, habis, maksudnya saling memaafkan bisa membuat dosa-dosa kita habis seperti baru terlahir kembali. Laburan berarti putih, suci, maksudnya setelah saling memaafkan, jangan lagi melakukan hal-hal yang membuat hati kita kotor, kita harus menjaga hati agar tetap bersih setelah saling memaafkan.
Itulah ajaran yang dilakukan untuk menyebarkan ajaran Islam dengan pendekatan budaya sehingga agama Islam tersebar luas dengan damai dan santun sehingga pemeluk Islam tidak merasa terusik dan dapat menerima agama Islam sebagai agama mayoritas penduduk Indonesia.
Wassalamu’alaikum…
By: Zuli